Cari lagu

Wednesday, 14 November 2012

pengertian dan sejarah bluetooth


"Bluetooth",
Pendahuluan
Bluetooth adalah sebuah teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific and Medical) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host-host bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas (sekitar 10 meter). Bluetooth sendiri dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN) dimana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11, hanya saja pada bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan kemampuan transfer data yang lebih rendah.
Pada dasarnya bluetooth diciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau menghilangkan penggunaan kabel didalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas mengenai teknologi bluetooth yang relatif baru ini kepada pembaca, berikut diuraikan tentang sejarah munculnya bluetooth dan perkembangannya, teknologi yang digunakan pada sistem bluetooth dan aspek layanan yang mampu disediakan, serta sedikit uraian tentang perbandingan metode modulasi spread spectrum FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum) yang digunakan oleh bluetooth dibandingkan dengan metode spread spectrum DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum).

Latar Belakang Bluetooth
Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi yang mereka namai ‘bluetooth’. Pada bulan Juli 1999 dokumen spesifikasi bluetooth versi 1.0 mulai diluncurkan. Pada bulan Desember 1999 dimulai lagi pembuatan dokumen spesifikasi bluetooth versi 2.0 dengan tambahan 4 promotor baru yaitu 3Com, Lucent Technologies, Microsoft dan Motorola. Saat ini, lebih dari 1800 perusahaan di berbagai bidang antara lain di bidang semiconductor manufacture, PC manufacture, mobile network carrier, perusahaan-perusahaan automobile dan air lines bergambung dalam sebuah konsorsium sebagai adopter teknologi bluetooth. Perusahaan-perusahaan terkemuka tersebut antara lain seperti Compaq, Xircom, Phillips, Texas instruments, Sony, BMW, Puma, NEC, Casio, Boeing, dsb.
 Walaupun standar Bluetooth SIG saat ini ‘dimiliki’ oleh grup promotor tetapi ia diharapkan akan menjadi sebuah standar IEEE (802.15). 
Aplikasi dan Layanan
Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit switching dan packet switching. Bluetooth dapat mendukung sebuah kanal data asinkron, tiga kanal suara sinkron simultan atau sebuah kanal dimana secara bersamaan mendukung layanan data asinkron dan suara sinkron. Setiap kanal suara mendukung sebuah kanal suara sinkron 64 kb/s. Kanal asinkron dapat mendukung kecepatan maksimal 723,2 kb/s asimetris, dimana untuk arah sebaliknya dapat mendukung sampai dengan kecepatan 57,6 kb/s. Sedangkan untuk mode simetris dapat mendukung sampai dengan kecepatan 433,9 kb/s. 
Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless bluetooth akan mempunyai kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan jarak jangkauan sampai dengan 10 meter (~30 feet). Sistem bluetooth menyediakan layanan komunikasi point to point maupun komunikasi point to multipoint. 
Produk bluetooth dapat berupa PC card atau USB adapter yang dimasukkan ke dalam perangkat. Perangkat-perangkat yang dapat diintegerasikan dengan teknologi bluetooth antara lain : mobile PC, mobile phone, PDA (Personal Digital Assistant), headset, kamera, printer, router dan sebagainya. Aplikasi-aplikasi yang dapat disediakan oleh layanan bluetooth ini antara lain : PC to PC file transfer, PC to PC file synch ( notebook to desktop), PC to mobile phone, PC to PDA, wireless headset, LAN connection via ethernet access point dan sebagainya.



Diskripi Umum Sistem Bluetooth
Sistem bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link controller dan sebuah link manager. Baseband link controller menghubungkan perangkat keras radio ke base band processing dan layer protokol fisik. Link manager melakukan aktivitas-aktivitas protokol tingkat tinggi seperti melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi. Secara umum blok fungsional pada sistem bluetooth dapat dilihat pada
Karakteristik Radio
Berikut beberapa karaketristik radio bluetooth sesuai dengan dokumen Bluetooth SIG yang dirangkum dalam Tabel 1.
  
 
Parameter    Spesifikasi
Transmitter :   
Frekuensi    ISM band, 2400 - 2483.5 MHz (mayoritas), untuk beberapa negara mempunyai batasan frekuensi sendiri (lihat tabel 2), spasi kanal 1 MHz.
Maximum Output Power    Power class 1 : 100 mW (20 dBm)Power class 2 : 2.5 mW (4 dBm)Power class 3 : 1 mW (0 dBm)
Modulasi    GFSK (Gaussian Frequency Shift Keying), Bandwidth Time : 0,5; Modulation Index : 0.28 sampai dengan 0.35.
Out of band Spurious Emission    30 MHz - 1 GHz : -36 dBm (operation mode), -57 dBm (idle mode)1 GHz – 12.75 GHz: -30 dBm (operation mode), -47 dBm (idle mode)1.8 GHz – 1.9 GHz: -47 dBm (operation mode), -47 dBm (idle mode)5.15 GHz –5.3 GHz: -47 dBm (operation mode), -47 dBm (idle mode)
Receiver :   
Actual Sensitivity Level    -70 dBm pada BER 0,1%.
Spurious Emission    30 MHz - 1 GHz : -57 dBm1 GHz – 12.75 GHz : -47 dBm
Max. usable level    -20 dBm,  BER : 0,1%


Pita Frekuensi dan Kanal RF
Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz ISM, walaupun secara global alokasi frekuensi bluetooth telah tersedia, namun untuk berbagai negara pengalokasian frekuensi secara tepat dan lebar pita frekuensi yang digunakan berbeda. Batas frekuensi serta kanal RF yang digunakan oleh beberapa negara dapat dilihat pada Tabel 2. 
 
 
Negara    Range Frekuensi    Kanal RF   
Eropa *) dan USA    2400 – 2483,5 MHz    f = 2402 + k MHz    k = 0,…,78
Jepang    2471 – 2497 MHz    f = 2473 + k MHz    k = 0,…,22
Spanyol    2445 – 2475 MHz    f = 2449 + k MHz    k = 0,…,22
Perancis    2446,5 – 2483,5 MHz    f = 2454 + k MHz    k = 0,…,22
*) Kecuali Spanyol dan Perancis
Time Slot
Kanal dibagi dalam time slot-time slot, masing-masing mempunyai panjang 625 ms. Time slot-time slot tersebut dinomori sesuai dengan clock bluetooth dari master piconet. Batas penomoran slot dari 0 sampai dengan 227-1 dengan panjang siklus 227. Di dalam time slot, master dan slave dapat mentransmisikan paket-paket dengan menggunakan skema TDD (Time-Division Duplex), lihat gambar 4. Master hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot genap saja sedangkan slave hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot ganjil saja. 
Protokol Bluetooth
Protokol-protokol bluetooth dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan aplikasi-aplikasi dengan menggunakan teknologi bluetooth. Layer-layer bawah pada stack protokol bluetooth dirancang untuk menyediakan suatu dasar yang fleksibel untuk pengembangan protokol yang lebih lanjut. Protokol-protokol yang lain seperti RFCOMM diambil dari protokol-protokol yang sudah ada dan protokol ini hanya dimodifikasi sedikit untuk disesuaikan dengan kepentingan bluetooth. Pada protokol-protokol layer atas digunakan tanpa melakukan modifikasi. Dengan demikian, aplikasi-aplikasi yang sudah ada dapat digunakan dengan teknologi bluetooth sehingga interoperability akan lebih terjamin.  Stack protokol bluetooth dapat dibagi ke dalam empat layer sesuai dengan tujuannya. Berikut protokol-protokol dalam layer-layer di dalam stack protokol bluetooth yang tertera pada Tabel 3
Tabel 3. Protokol-protokol dan layer-layer di stack protokol bluetooth (sumber: Bluetooth SIG)
Protocol Layer    Protocols in the stack
Bluetooth Core Protocols    Baseband, LMP, L2CAP, SDP
Cable Replacement Protocol    RFCOMM
Telephony Control Protocols    TCS Binary, AT-commands
Adopted Protocols    PPP, UDP/TCP/IP, OBEX, WAP, vCard, vCal, IrMC, WAE
 Keterangan yang lebih jelas mengenai protokol bluetooth tidak akan diuraikan pada tulisan ini. 
Pengukuran Bluetooth
Pada dasarnya ada tiga aspek penting didalam melakukan pengukuran bluetooth yaitu pengukuran RF (Radio Frequency), protokol dan profile. Pengukuran radio dilakukan untuk menyediakan compatibility perangkat radio yang digunakan di dalam sistem dan untuk menentukan kualitas sistem. Pengukuran radio dapat menggunakan perangkat alat ukur RF standar seperti spectrum analyzer, transmitter analyzer, power meter, digital signal generator dan bit-error-rate tester (BERT). Hasil pengukuran harus sesuai dengan spesifikasi yang telah di ditetapkan diantaranya harus memenuhi parameter-parameter yang tercantum pada Tabel 1. 
Dari informasi Test & Measurement World, untuk pengukuran protokol, dapat menggunakan protocol sniffer yang dapat memonitor dan menampilkan pergerakan data antar perangkat bluetooth. Selain itu dapat menggunakan perangkat Ericsson Bluetooth Development Kit (EBDK). Ericsson akan segera merelease sebuah versi EBDK yang dikenal sebagai Blue Unit. 
Pengukuran profile dilakukan untuk meyakinkan interoperability antar perangkat dari berbagai macam vendor.
 Contoh : 
•    LAN access profile menentukan bagaimana perangkat bluetooth mampu mengakses layanan-layanan pada sebuah LAN menggunakan Point to Point Protocol (PPP). Selain itu profile ini menunjukkan bagaimana mekanisme PPP yang sama digunakan untuk membentuk sebuah jaringan yang terdiri dari dua buah perangkat bluetooth.
•    Fax profile menentukan persyaratan-persyaratan perangkat bluetooth yang harus dipenuhi untuk dapat mendukung layanan fax. Hal ini memungkinkan sebuah bluetooth cellular phone (modem) dapat digunakan oleh sebuah komputer sebagai sebuah wireless fax modem untuk mengirim atau menerima sebuah pesan fax. Selain ketiga aspek di atas yaitu radio, protokol, profile maka sebenarnya ada aspek lain yang tidak kalah pentingnya untuk perlu dilakukan pengukuran yaitu pengukuran Electromagnetic Compatibility (EMC) dimana dapat mengacu pada standar Eropa yaitu ETS 300 8 26 atau standar Amerika FCC Part 15.
Fungsi Security
Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga dapat digunakan secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah tangga. Fitur-fitur yang disediakan bluetooth antara lain sebagai berikut:
•    Enkripsi data.
•    Autentikasi user
•    Fast frekuensi-hopping (1600 hops/sec)
•    Output power control
Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat keamanan layer fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang lebih tinggi seperti password dan PIN. 
Bluetooth FHSS vs WLAN DSSS
Sebenarnya mengapa bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum) dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Alasan yang membuat mengapa bluetooth tidak menggunakan DSSS antara lain sebagai berikut :
1. FHSS membutuhkan konsumsi daya dan kompleksitas yang lebih rendah dibandingkan DSSS hal ini disebabkan karena DSSS menggunakan kecepatan chip (chip rate) dibandingkan dengan kecepatan simbol (symbol rate) yang digunakan oleh FHSS, sehingga cost yang dibutuhkan untuk menggunakan DSSS akan lebih tinggi.
 2. FHSS menggunakan FSK dimana ketahanan terhadap gangguan noise relatif lebih bagus dibandingkan dengan DSSS yang biasanya menggunakan QPSK ( untuk IEEE 802.11 2 Mbps) atau CCK ( IEEE 802.11b 11 Mbps).
 Walaupun FHSS mempunyai jarak jangkauan dan transfer data yang lebih rendah dibandingkan dengan DSSS tetapi untuk layanan dibawah 2 Mbps FHSS dapat memberikan solusi cost-efektif yang lebih baik. 
Bluetooth, Teknologi Pendengaran Nirkabel
PERANGKAT Bluetooth sekarang ini menjadi semakin populer penggunaannya, khususnya menyangkut pendengaran nirkabel yang terhubung dengan ponsel. Banyaknya pilihan perangkat Bluetooth earphone memang mengikuti skala ekonomi sehingga memungkinkan untuk dijual secara massal dengan harga yang terjangkau.
Ada beberapa kegunaan perangkat Bluetooth yang digunakan untuk mendengar, seperti kenyamanan untuk melakukan aktivitas lain ketika sedang berbicara melalui telepon seluler (ponsel), kenyamanan untuk menerima panggilan telepon pada saat mengemudi, serta kenyamanan yang tidak lagi terganggu kabel yang melintang ke mana-mana seperti pada perangkat earphone tradisional.
Bahkan, perangkat Bluetooth untuk mendengarkan sekarang ini tidak hanya terbatas berpasangan dengan ponsel saja, tetapi juga dengan komputer seperti pada perangkat Bluetooth BT-01HS buatan Planex Communications Inc. Berbentuk segi tiga, perangkat BT-01HS ini secara cepat mampu berpasangan (pairing) dengan perangkat Bluetooth lain selain komputer yang memiliki kemampuan menggunakan koneksi Bluetooth.
Ketika Kompas menggunakan BT-01HS ini, memang suara penerimaan percakapan ponsel melalui perangkat XDA II terasa bersih. Namun, di sisi lawan bicara, ada gaung yang muncul sehingga seolah-olah lawan bicara mendengarkan suara kita bercampur dengan angin.
Dibandingkan dengan perangkat Bluetooth earphone yang ada di pasaran, perangkat buatan Planex ini termasuk yang paling kecil dan ringan, walaupun lubang pendengaran yang berbentuk bulat sering kali tidak cocok dengan kuping para pengguna yang berbeda-beda ukurannya.
Mirip kuda laut
Perangkat pendengaran menggunakan teknologi Bluetooth lain yang digunakan Kompas adalah Jabra buatan Jabra Corporation yang memang bergerak di bidang komunikasi nirtangan (hands-free). Salah satu produk Jabra yang menggunakan teknologi Bluetooth disebut FreeSpeak, memiliki bentuk yang berbeda dengan perangkat pendengar nirkabel lainnya.
Rancang bangun FreeSpeak yang sepintas mirip kuda laut berwarna abu-abu memang terasa agak ganjil di kuping penggunanya. Terkesan futuristik dan mirip salah satu kru pesawat antariksa StarTrek, FreeSpeak sebenarnya sangat memikirkan para penggunanya dengan menempatkan pada bagian pendengaran sebuah saluran suara yang egronomis dengan kuping kita.
Memang, persoalan yang sekarang dihadapi oleh penggunaan Bluetooth earphone adalah saluran suara yang masuk ke dalam kuping kita. FreeSpeak buatan Jabra ini menggunakan bahan sejenis karet yang disebut sebagai MiniGel yang berbentuk mengikuti lubang kuping kita.
Bahan yang sangat lembut ini selain tidak akan menyebabkan penggunanya merasa pegal kupingnya karena digantung dengan sebuah perangkat pendengaran Bluetooth, tetapi juga mampu untuk meredam kebisingan yang ada di sekitar pada saat percakapan telepon.
Dilengkapi dengan mikrofon yang menjulur dari balik daun telinga, Jabra FreeSpeak ini bisa berkomunikasi dan berpasangan dengan hampir semua perangkat ponsel yang memiliki fasilitas Bluetooth.
Banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan FreeSpeak ini karena bentuknya yang lebih besar dibandingkan dengan perangkat sejenis lainnya sehingga merasa aneh kalau berada di sekitar orang-orang yang tidak menggunakan pendengar Bluetooth ini.
Gantungan kunci
Perangkat pendengar Bluetooth lain yang dicoba Kompas adalah buatan Nokia seri HS-3W yang berbentuk seperti gantungan kunci dan memiliki alat pendengar yang terhubung melalui kabel untuk diletakkan di kuping penggunanya. Bagi Nokia, perangkat Bluetooth ini sendiri merupakan produk baru karena tidak banyak perangkat Bluetooth dibuat sendiri oleh Nokia.
Keterlambatan perangkat Bluetooth lain milik Nokia seperti HDW-2, misalnya, menunjukkan kalau perusahaan asal Finlandia ini memiliki pertimbangan sendiri dalam mengembangkan perangkat aksesori ponsel. Rancang bangun HS-3W ini sendiri terasa agak aneh karena kendali sentral yang berbentuk seperti gantungan kunci yang terhubung melalui kabel menjadi terlalu sesak kalau diletakkan di kantong saku baju, sedangkan untuk dijepitkan ke tali pinggang, kabelnya tidak cukup panjang untuk meletakkan perangkat utama pendengarnya ke kuping. Penggunaannya untuk berhubungan dengan akses Bluetooth pada ponsel, sangat mudah dan cepat.Yang menarik, penggunaan perangkat HS-3W ini dengan ponsel Nokia yang paling heboh N-Gage yang merupakan konvergensi antara teknologi GSM dan permainan digital. Setelah terkoneksi dengan N-Gage, kita bisa menggunakan HS-3W ini untuk mendengarkan suara yang keluar dari ragam permainan yang dimainkan.
Persoalan yang muncul dari berbagai ragam perangkat Bluetooth sekarang ini adalah kemampuan daya tahan baterai di sisi perangkat pendengar ini sendiri maupun di sisi ponsel yang memiliki kemampuan Bluetooth. Koneksi radio terus-menerus pada teknologi Bluetooth ini mengakibatkan daya tahan baterai ponsel menjadi berkurang.
Dengan semakin beragam pilihan perangkat pendengar Bluetooth dan semakin murah harganya, perangkat ini seharusnya menjadi kelengkapan sehari-hari bagi mereka yang menggunakan ponsel. Apalagi saat mengemudi, menggunakan perangkat nirkabel di berbagai negara sekarang menjadi undang-undang bagi para pengendara mobil karena bisa menimbulkan bencana bila menyetir sambil memegang ponsel.(rlp)

BISA jadi fenomena "dua-meteran" yang sangat populer dalam radio komunikasi amatir, terutama sebelum adanya era telepon seluler bakal terulang kembali. Hanya bedanya kali ini akan terjadi pada pita frekuensi 2,4 Giga Hertz (GHz) yang akan menjadi "jalur umum" berbagai perangkat komunikasi, termasuk peralatan yang menggunakan teknologi Bluetooth.Sebuah konsorsium perusahaan-perusahaan raksasa dunia seperti IBM, Nokia, dan Microsoft ini sangat berambisi mengembangkan spesifikasi komunikasi tanpa kabel Bluetooth. Bahkan sudah lebih dari 1.300 perusahaan lain yang menandatangani pengembangan teknologi yang membuat perangkat-perangkat digital mobile dapat berkomunikasi tanpa menggunakan kabel ini.
Dapat dibayangkan betapa ramainya nanti jalur frekuensi 2,4 GHz apabila perangkat-perangkat komunikasi digital, termasuk Bluetooth ini sudah menjadi perangkat yang biasa. Dunia internasional tampaknya sudah mengganggap jalur frekuensi itu sebagai jalur radio tanpa memerlukan perizinan pemerintah, meski tampaknya Pemerintah Indonesia masih belum rela.
Pada ISM (Industrial Scientific Medical) band ini transmisi radio berdaya rendah memungkinkan beroperasi tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin dari pemerintah. Seperti Amerika Serikat yang sudah mengalokasikan frekuensi 2,4 GHz sebagai jalur ISM band, selain pada jalur 5,8 GHz.
Namun, pada saat ribuan industri dunia tengah mempersiapkan produk yang menggunakan teknologi Bluetooth, yang terjadi di Tanah Air justru sebaliknya. Ketika masalah perlu dan tidaknya perizinan di jalur 2,4 GHz ini dibicarakan sudah terdengar adanya isu sweeping oleh aparat Ditjen Postel khusus jalur 2,4 GHz ini.
Penggunaan jalur 2,4 GHz ini di Indonesia sebenarnya masih belum jelas dan masih menjadi bahan pembicaraan dengan membentuk satu Tim Kelompok Kerja 2,4 GHz ini. Namun, dalam praktiknya pemohon izin untuk frekuensi ini masih kesulitan dan tidak jarang ditolak dengan alasan tidak ada regulasinya.
Pakar Internet seperti Dr Onno W Purbo sangat kecewa mendengar adanya sweeping ini, karena hal ini jelas-jelas tidak adil, meskipun ia sendiri sebenarnya setuju dengan pengaturan frekuensi oleh pemerintah. Namun, khusus untuk frekuensi 2,4 GHz ini ia merasakan adanya ketidakadilan, sehingga ia terpaksa meminta penjelasan melalui surat khusus pada Dirjen Postel.
JIKA memang terbukti ada, tindakan rasia pada frekuensi ISM band oleh aparat Ditjen Postel itu tampaknya memang banyak mengundang pertanyaan, selain ini merupakan kegiatan yang kontra produktif untuk bisa ikut membangun ekonomi negeri ini. Apakah nanti jika perangkat berteknologi Bluetooth sudah banyak digunakan di Indonesia juga akan menghadapi hal serupa?
"Saya pikir selama ini kita sepakat dan melakukan gentlemen agreement untuk mencari jalan keluar terbaik dalam masalah jalur frekuensi 2,4 GHz. Saya pikir Ditjen Postel akan dengan senang hati menerima masukan atau aspirasi dari bawah. Selama ini saya berpikir proses law enforcement hanya fair dilakukan sesudah semua pemain sepakat atas aturan main bersamanya dan memberikan waktu untuk melakukan pemutihan," kata Onno dalam suratnya yang tidak pernah ditanggapi Dirjen Postel.
Sebelum perangkat Bluetooth mulai dipasarkan terutama di Indonesia, jalur frekuensi 2,4 GHz akan banyak dimanfaatkan warung Internet (warnet) untuk melakukan pertukaran data tanpa kabel dengan kecepatan tinggi-Warnet broadband. Warnet si anak tiri bagi Postel menggunakan jalur ini untuk bisa memberikan pelayanan Internet secara lebih murah.
Dengan ketidakmampuan Telkom menyediakan fasilitas akses berkecepatan tinggi dengan harga murah menjadi peluang bagi swasta untuk bisa memenuhinya sendiri. Dengan jalur frekuensi 2,4 GHz akan memungkinkan akses data tanpa kabel dengan kecepatan 2-11 Mbps (megabit per detik). Bahkan dengan jalur 5,8 GHz akan sangat memungkinkan untuk bisa memiliki kecepatan sampai 54 Mbps.
Bukan hanya berkaitan dengan masalah teknis, tetapi juga berkaitan dengan sulitnya mendapatkan saluran telepon karena kekisruhan dalam tubuh KSO Telkom. Bukan hanya sulit, namun fasilitas yang sudah ada saja selain mahal juga kualitasnya masih sangat mengecewakan.
Melihat situasi ini sudah seharusnya pihak Postel melihat lebih jernih lagi untuk bisa menumbuhkan rasa keadilan yang tinggi. Sehingga bukan hanya kepentingan global saja yang terpenuhi, tetapi juga kepentingan lokal yang masih membutuhkan bantuan kemudahan untuk bisa mengangkat masyarakatnya dari ketertinggalan.
TEKNOLOGI yang diberi nama raja Denmark abad ke-10, Harald Bluetooth yang mempersatukan Denmark dan Norwegia dengan paksa ini akan mewakili kepentingan global. Konsorsium perusahaan telepon bergerak dan pembuat cip silikon telah berhasil membuat produk Bluetooth menjadi kepentingan dunia yang diwakili penggunaannya di seluruh dunia.
Produk yang dirancang bebas royalti dan spesifikasi teknologi secara terbuka telah membuat konsorsium yang berdiri tahun 1998 itu mendapatkan semakin banyak anggotanya. Menghadapi perkembangan yang sangat cepat akhirnya secara bertahap gagasan koneksi tanpa kabel ini terwujud dan tahun ini merupakan tahun yang penting dengan mulai dipasarkannya produk yang memiliki kemampuan Bluetooth.
Tahun 2001 ini tidak kurang dari 11 juta produk yang mampu-Bluetooth bernilai 2,5 milyar dollar AS terutama dari jenis produk telepon genggam dan perangkat PC yang segera disebarkan ke seluruh dunia. Bahkan Cahners In-Stat Group memperkirakan akan lebih dari semilyar produk Bluetooth akan digunakan sampai tahun 2005 mendatang.
Sebuah perusahaan riset pasar Brain-Child terakhir memperkirakan akan ada sekitar 700 juta pemakai perangkat yang bisa memfungsikan Bluetooth seluruh dunia sampai tahun 2005.
Pada prinsipnya Bluetooth akan memungkinkan perangkat komputer dan telekomunikasi untuk bisa saling berkomunikasi tanpa melalui kabel. Meskipun dalam "sejarah kedua" raja Denmark ini memunculkan aplikasi yang sangat bervariasi, mulai dari laptop dan telepon seluler sampai mainan dan lemari es. Demikian pula teknologinya meliputi mulai dari teknologi pengganti kabel sederhana sampai pada pendekatan jaringan LAN tanpa kabel yang sangat kompleks.
Komunikasi antarperangkat ini menggunakan gelombang radio dengan daya rendah. Dengan daya yang rendah-meskipun gelombangnya masih mampu menembus sampai rumah tetangga-diharapkan tidak banyak menimbulkan kekacauan, tidak seperti halnya ngebrik di jalur gelombang dua meteran.
Komunikasi jarak dekat ini mampu melakukan pertukaran data dengan kecepatan sampai 721 Kbps. Perangkat Bluetooth akan saling mampu mengenali satu dengan lainnya dan menciptakan koneksi tanpa intervensi pemakainya.
Perangkat ini bisa mengidentifikasi diri mereka sendiri dan setiap perangkat memiliki satu atau beberapa profil yang mengatakan kepada perangkat lain, siapakah dia dan apa yang bisa ia lakukan. Ini berarti telepon Bluetooth akan secara otomatis menciptakan hubungan ke laptop PC Bluetooth dan earphone tanpa kabel Bluetooth. Dengan earphone itu atau menggunakan PC untuk berhubungan dengan Internet sama sekali tanpa menggunakan kabel.
SAMPAI pertengahan tahun mendatang Bluetooth akan mulai tampil dalam bentuk telepon genggam, pager, palmtop, PC saku, desktop, notebook, kartu jaringan dan kebanyakan kartu PC. Dengan kebutuhan daya yang minimal memungkinkan untuk bekerja pada perangkat-perangkat kecil.
Perusahaan Jepang Toshiba telah memperkenalkan produk Toshiba Bluetooth PC Card yang menyerupai kartu LAN tanpa kabel 802.11. Dengan sebuah antena yang terbungkus bahan plastik dan sebuah lampu indikator dari bahan LED akan memperlihatkan apakah kartu Bluetooth itu sedang mengirim atau menerima.
Produk lain yang belakangan diperkenalkan adalah dari Nokia yang memungkinkan telepon genggam Nokia 6210 dapat berfungsi sebagai modem tanpa kabel GSM yang dihubungkan ke sebuah notebook dengan jarak bisa sampai 10 meter. Untuk bisa menjadi sebuah modem nirkabel telepon genggam ini harus ditambahkan dengan sebuah Nokia Connectivity Pack yang menyatu dengan baterai.
Produk dari negara Finlandia yang diluncurkan di Indonesia bulan November lalu ini juga memiliki kemampuan untuk mengakses jaringan HSCSD, yaitu jaringan berbasis GSM yang mampu mentransmisikan data sampai pada kecepatan 43,2 Kbps. Dengan mengakses jaringan GSM yang sudah di-upgrade piranti lunaknya dengan teknik HSCSD, akan membuat 6210 mampu mengakses Internet sampai kecepatan 43,2 Kbps.
Memang perangkat telepon seluler sebagai perangkat akses Internet tanpa kabel masih sangat bergantung kepada jaringan yang ada. Untuk jaringan 2G yang sekarang digunakan maksimal kecepatan hanya bisa mencapai 9,6 Kbps, kecuali jaringan sudah di-upgrade dengan teknologi HSCSD ataupun mengganti dengan jaringan 2.5G yang lebih dikenal dengan GPRS (bisa lebih dari 50 Kbps).
Hanya saja jenis telepon seluler yang dipergunakan juga harus memiliki kemampuan untuk mengakses jaringan itu. Hadirnya teknologi 3G yang mampu mengakses kecepatan sampai 2 Mbps akan sangat menarik untuk bisa melakukan penjelajahan Internet menggunakan koneksi Bluetooth, sehingga nantinya dengan kecepatan tinggi ini seolah-olah Bluetooth akan membawa jaringan ke jalanan, karena bisa akses dari manapun tanpa perlu repot-repot mencari kabel.
Teknologi Bluetooth ini ternyata juga masih mungkin untuk menggunakan apa yang disebut "Mobile Imaging". Pihak Nokia yang bekerja sama dengan Fujifilm mengembangkan prototipe teknologi Mobile Imaging ini. Teknologi ini memungkinkan untuk memodifikasi Nokia 9110 Communicator memuat sebuah cip Bluetooth untuk menerima gambar dari perangkat Bluetooth berupa kamera digital dari Fujifilm.
Setelah menambahkan beberapa baris teks, pemakai dapat mengirimkan foto yang diterima ke Nokia Communicator lainnya atau ke layanan Fujifilm Web, di mana foto ini bisa dilihat, dicetak atau disimpan ke dalam sebuah CD-R. Dengan mengombinasikan pesan SMS dengan foto digital, Mobile Imaging merupakan sebuah indikasi yang jelas terhadap potensi Bluetooth.

Penutup
Dari beberapa penjelasan di atas, terlihat bahwa bluetooth mampu menawarkan solusi yang cukup efektif dan efisien di dalam memberikan layanan kepada user untuk melakukan transfer data dengan kecepatan kurang dari 1 Mbit/s dan jangkauan yang relatif pendek. Teknologi bluetooth masih memungkinkan untuk terus berkembang menuju kematangan baik dari sisi standarisasi maupun aplikasi yang dapat diterapkan. Dengan pertimbangan bahwasannya bluetooth mampu menyediakan berbagai macam aplikasi dan layanan dan dengan biaya yang relatif murah, mudah dalam pengoperasian, interoperability yang menjanjikan serta didukung oleh berbagai vendor besar di bidang telekomunikasi maupun komputer, dan lebih dari 1800 perusahaan telah bergabung sebagai adopter teknologi ini, maka tidak mustahil teknologi bluetooth suatu saat akan menjadi salah satu primadona untuk digunakan baik untuk keperluan rumah tangga atau perkantoran/bisnis.
 Dengan sedikit tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran baru tentang tekonologi bluetooth kepada pembaca dan dapat memberi atau menambah wawasan yang baru terhadap perkembangan komunikasi wireless. 

Daftar Pustaka
1.    Bluetooth Special Interest Group, Baseband Specification.
2.    Bluetooth Special Interest Group, Radio Specification.
3.    Bluetooth Special Interest Group, Bluetooth Protocol Arsitechture.
4.    Bluetooth Special Interest Group, Bluetooth Security Arsitechture.
5.    Angus Robinson, Anritsu, Stevenage, UK, On Your Marks for Testing Bluetooth, Test & Measurement Worls, September 2000
6.    ETS 300 328, Radio Equipment and Systems (RES); Wideband transmission systems; Technical characteristics and test conditions for data transmission equipment operating in the 2,4 GHz band and using spread spectrum modulation techniques.
7.    ETS 300 826, Electromagnetic compatibility and radio spectrum matters (ERM); ElectroMagnetic Compatibility (EMC) standard for 2,4 GHz wideband transmission systems and High Performance Radio Local Area Network (HIPERLAN) equipment. 8. Bluetooth Presentation, Bluetooth Business Div, Digital Media Network Company, Toshiba Corporation, 2000.
8.    Jim Geier, Spread Spectrum : Frequency Hopping vs. Direct Sequence, May 1999.
9.    Http://www.motorola.com/bluetooth
10.    Http://www.cetecom.com/bluetooth
11.    Http://www.palowireless.com
12.    Bluetooth Special Interest Group, Serial Port Profile.

0 comments:

Post a Comment

Harap menggunakan komentar yang baik dan di harapkan tidak spaming di blog ini.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More